Translate

Jumat, 06 April 2012

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA


                Manusia memiliki akal dan budi dalam artian yaitu akal sebagai pikiran untuk berkehendak dan budi yaitu perasaan. Kedua hal tersebut menciptakan kebudayaan yang artinya sesuatu yang dihasilkan dari akal dan budi.
                Jadi manusia sebagai makhluk yang berbudaya merupakan makhluk yang senantiasa membudidayakan atau mengoptimalkan akal budinya untuk menciptakan kebudayaan.
                Fungsi akal dan budi manusia, yaitu :
·       -  Membedakan baik dan buruk
·       -  Memiliki keinginan
·       -  Unggul dibandingkan makhluk yang lain
·       -  Menciptakan sesuatu
·       -  Bertindak sesuai dengan moral


Kebudayaan merupakan perpaduan antara budi dan daya. Budaya berarti daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Kebudayaan berarti hasil dari cipta, rasa, dan karsa tersebut. Jadi kebudayaan dapat disebut sebagai kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang diatur oleh tata kelakuan yang didapat dari belajar dan tersusun dalam kehidupan masyarakat.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL



Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk tertinggi diantara makhluk-makhluk lain ciptaan Tuhan. Kelebihan manusia adalah kecerdasan dan kemauannya serta kesadaran terhadap zat yang maha tinggi. Manusialah satu-satunya makhluk yang berbudaya yang selalu berkembang ke arah yang lebih baik dan paling dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan alam sebaik-baiknya. Oleh karena itu ditinjau dari kebutuhannya, manusia disebut makhluk monodualis, artinya disamping manusia membutuhkan sesuatu untuk kelangsungan hidupnya sebagaimana makhluk biologis, manusia juga membutuhkan hasil kebudayaan untuk pertahanan dan perkembangan hidupnya, sehingga tidak tertelan atau tergerus oleh tuntutan dan kemajuan zaman, tetapi justru dapat memperkembangkan dan menyempurnakan hidupnya ke derajat yang lebih tinggi.
Potensi-potensi yang harus dimiliki manusia untuk mencapai keadaan monodualis yaitu, s.b.b:
1.       Kemampuan berkomunikasi
2.       Adanya sikap etik
Dalam masyarakat pasti terdapat aturan/norma budaya yang mengatur sikap anggota masyarakatnya.
3.       Hidup dalam alam tiga dimensi
Manusia mampu hidup atas dasar tiga waktu yaitu masa lalu, masa sekarang, masa depan.
Manusia sebagai makhluk individual artinya adalah manusia yang mampu berdiri sendiri dan memiliki kepribadian yang khas. Kepribadian ini pertama kali terbentuk dalam lingkungan keluarga dan kemudian berkembang di lingkungan masyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia hidup berdampingan dengan orang/manusia lain dalam hal seperti berikut:
1.       Bergaul
2.       Berbagi rasa
3.       Memenuhi kebutuhan biologis
4.       Berinteraksi dengan sesama
Dalam hal ini akan terjadi proses imitasi, identifikasi, sugesti, dan simpati.

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN NON ICT



Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat disunakan untuk menyalurkan pesan dari program ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi.
Kegunaan media :
-          Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbal
-          Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
-          Mengatasi sikap positif siswa menjadi bergairah
-          Mengkondisikan munculnya persamaan persepsi dan pengalaman

Kamis, 05 April 2012

RME AS INSTRUCTIONAL THEORY


                Mathematic must be connect to the reality or the concept can to be imagine. Mathematic also must have a human activity. So that, Hans Frudental spark off RME. RME ( Realistic Mathematic Education ) is included in Learning and teaching theory. RME is approximation learning and teaching method so as to student find the connection between mathematic concept and mathematic in real situation. Real situation is mean that it isn’t just something real for student, but it is something that they can imagine, and also they can use knowledge that got before to the lesson.

                Real Situation   à     Mathematic Concept     à     Matematizing
                The scheme above refer that from real situation, student have mathematic activity and then they matematize it.
There are two matematizing type, that is
1.       Horizontal matematizing
Situation to following the model of situation, it’s mean that it is a transformation process from real situation into mathematic symbol.
2.       Vertical matematizing
Generalization situation, it’s mean that student don’t exceed transformation process but immediatelly to concept that has be known.
Three tenets in RME, that is
1.       Guide Reinventation
Every student is given chance to do the same process with the same mathematic concept.
2.       Dedactical Phenomenology
Phenomenon in learning and teaching in using context real situation.
3.       Self Developed Models
When doing the contextual problem, student is given chance to develop their own model to connect between formal knowledge and informal knowledge. Model of is the way in presentation model and model for is calculation.

Landasan Profesi


Sebuah profesi itu haruslah berlandaskan ilmu dan keahlian. Menurut pakar, guru profesional itu haruslah:
1.       Mamiliki komitmen
2.       Menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya
3.       Mendidik peserta didik agar mampu berkreasi
4.       Mampu menjadi model atau central pendidik sebagai contoh
5.       Memiliki kepekaan

Rabu, 04 April 2012

Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bemasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan Global.




Diversity can be defined in many ways.

What does it mean to you ?
Pengaruh keragaman diantaranya :
Segmentasi(pembagian) kedalam kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplemeter(tidak saling melengkapi).
Kurang mengembangkan konsesus(kesepakatan) diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
Sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang berbeda.
Secara relatif intergrasi(pembauran) sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi.
Dominasi(penguasaan) politik oleh suatu kelompok

Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti :

• Disharmonisasi (tidak bahagia)
• Perilaku diskriminatif (pilih kasih)
• Eksklusivisme (paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat)


Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negative dari keragaman, yaitu :

• Semangat Religius
• Semangat Nasionalisme
• Semangat Pluralisme
• (majemuk)
• Dialog antar umat beragama
• Membangun suatu pola komunikasi. 

STANDAR-STANDAR DALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

oleh : Y.Marpaung (Ketua P4MRI-USD Yogyakarta)

I. Pendahuluan
PMRI bukan suatu proyek, tetapi suatu gerakan yang bertujuan ;

  • memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan matematika di sekolah, khususnya di Indonesia.

  • Mempersiapkan siswa menghadapi masalah-masalah kehidupan yang semakin kompleks di masa depan.


Untuk mencapai tujuan itu dirumuskan beberapa standar PMRI, yaitu:
II. Standar PMRI (Dirumuskan oleh Tim-PMRI)


1. Standar Guru PMRI (Standards for a PMRI teacher)

a. Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai tentang matematika
dan PMRI serta dapat menerapkannya dalam pembelajaran matematika untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
A teacher has a repertoire of mathematics and PMRI didactics to develop a rich
learning environment.

b. Guru memfasilitasi siswa dalam berpikir, berdiskusi, danbernegosiasi untuk
mendorong inisiatif dan kreativitas siswa.
A teacher coaches students to think, discuss, and negotiate to stimulate initiative
and creativity.

c. Guru mendampingi dan mendorong siswa agar berani mengungkapkan gagasan
dan menemukan strategi pemecahan masalah menurut mereka sendiri.
A teacher guides and encourages students to express their ideas and find own
strategies.

d. Guru mengelola kelas sedemikian sehingga mendorong siswa bekerja sama dan
berdiskusi dalam rangka pengkonstruksian pengetahuan siswa.
A teacher manages class activities in such a way to support students’ cooperation
and discussion for the purpose of knowledge construction.

e. Guru bersama siswa menyarikan (summarize) fakta, konsep, dan prinsip
matematika melalui proses refleksi dan konfirmasi.
Teacher together with students summarize mathematics facts, concepts, principles
through a process of reflection and confirmation.





2. Standar Pembelajaran Menurut PMRI (Standards for a
PMRI Lesson)

a. Pembelajaran dapat memenuhi tuntutan ketercapaian standar kompetensi dalam
kurikulum.
PMRI lesson fulfill the accomplishment of competences as mentioned in the
curriculum.


b. Pembelajaran diawali dengan masalah realistik sehingga siswa termotivasi dan
terbantu belajar matematika.
PMRI lesson starts with realistic problem to motivate and help students learn
mathematics.

c. Pembelajaran memberi kesempatan pada siswa mengeksplorasi masalah yang
diberikan guru dan berdiskusi sehingga siswa dapat saling belajar dalam rangka
pengkonstruksian pengetahuan.
PMRI lesson gives students opportunities to explore and discuss given problems so
that they can learn from each other and to promote mathematics concept
construction.

d. Pembelajaran mengaitkan berbagai konsep matematika untuk membuat
pembelajaran lebih bermakna dan membentuk pengetahuan yang utuh.
PMRI lesson interconnects mathematics concepts to make a meaningful lesson and
intertwining of knowledge.

e. Pembelajaran diakhiri dengan refleksi dan konfirmasi untuk menyarikan fakta,
konsep, dan prinsip matematika yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan
latihan untuk memperkuat pemahaman.
PMRI lesson ends with a confirmation and reflection to summarize learned
mathematical facts, concepts, and principles and is followed by exercises to
strengthen students’ understanding.


3. Standar Bahan Ajar PMRI ( Standards for PMRI Teaching Materials)

a. Bahan ajar yang disusun sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Teaching materials are in line with curriculum.

b. Bahan ajar menggunakan permasalahan realistik untuk memotivasi siswa dan
membantu siswa belajar matematika.
Teaching materials use realistic problems to motivate students and to help students
learn mathematics.

c. Bahan ajar memuat berbagai konsep matematika yang saling terkait sehingga
siswa memperoleh pengetahuan matematika yang bermakna dan utuh.

Teaching material intertwine mathematics concepts from different domains to give
opportunities for students to learn a meaningful and integrated mathematics.

d. Bahan ajar memuat materi pengayaan yang mengakomodasi perbedaan cara dan
kemampuan berpikir siswa.
Teaching materials contain enrichment materials to accommodate different ways
and levels of students’ thinking.

e. Bahan ajar dirumuskan/ disajikan sedemikian sehingga mendorong/ memotivasi
siswa berpikir kritis, kreatif dan inovatif serta berinteraksi dalam belajar.
Teaching materials are presented in such a way to encourage students to think
critically, creative, innovative and stimulate students’ interaction and cooperation.


4. Standar Dosen PMRI (Standards for a PMRI Lecturer)

a. Dosen menggunakan prinsip-prinsip PMRI dalam proses perkuliahan sehingga
mahasiswa mengalami dan mengenal PMRI.
A lecturer uses PMRI principles during the courses to help student-teachers
experience and understand PMRI.

b. Dosen mendorong mahasiswa untuk berinteraksi dalam proses pembelajaran
sebagai cerminan prinsip PMRI.
A lecturer teaches in a way that supports interactivity in the classroom as a
reflection of the principle of PMRI teaching.

c. Dosen mengamati pembelajaran matematika di sekolah untuk mengumpulkan
data dan informasi yang berguna untuk merancang perkuliahan dan penelitian.
A lecturer observes PMRI classrooms to collect data and information that can be
integrated in the courses at university and can be used as basis for research to
develop PMRI.

d. Dosen membantu guru dalam penerapan PMRI di sekolah.
A lecturer supports teachers to implement PMRI at school.

e. Dosen melaksanakan penelitian dan menghasilkan publikasi tentang PMRI.
A lecturer conducts research and make publication about PMRI.


5. Standar Lokakarya PMRI (Standards for a PMRI Workshop)

a. Kegiatan lokakarya berorientasi pada proses yang memudahkan peserta
memahami konsep PMRI, dan pada produk yang dapat digunakan dalam
pembelajaran.
Activities in a workshop are process-oriented that can support the participants to
understand PMRI ideas and product-oriented that can be used in school.


b. Lokakarya memfasilitasi peserta berpartisipasi aktif dalam membangun
pengetahuan dan keterampilan mereka, terkait dengan prinsip PMRI.
A workshop facilitates participants to experience the PMRI characteristic
themselves to build their knowledge and skills.

c. Materi lokakarya disesuaikan dengan tuntutan kurikulum, kondisi internal dan
eksternal sekolah, dengan tetap memperhatikan prinsip PMRI, untuk
meningkatkan adaptabilitas PMRI di sekolah.
Contents of a workshop are in line with curriculum demand, internal and external
condition of school, and envision an ideal situation in order to enhance
adaptability of PMRI in school.

d. Selama lokakarya peserta melakukan refleksi tentang kaitan antara aktivitas yang
dilakukan, konsep matematikanya dan landasan teoritik PMRI.
During a workshop participants reflect on the relation between the activities,
mathematical concepts and PMRI theories.


e. Lokakarya memberdayakan dan menumbuhkan kepercayaan diri peserta tentang
PMRI sehingga dapat menerapkannya secara konsisten di sekolah.
A workshop empowers and builds confidence of the participants to sustain
implementation of PMRI in schools.




6. Standar Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (P4MRI) ( Standards for a Local PMRI Center (LPC))

a. P4MRI sebagai wadah bagi dosen, guru, dan mahasiswa untuk melakukan
penelitian dan pengembangan PMRI.
An LPC is an organization for lecturers, teachers, and student-teachers to do
researches and develop PMRI.

b. P4MRI merupakan pusat informasi dan tempat konsultasi yang menarik yang
menyediakan informasi tentang buku, bahan ajar, media pembelajaran, agenda
pelatihan, jurnal, majalah, dan video.
An LPC is an information and consultation center about PMRI that provides
information, books, teaching materials, teaching media, agendas for professional
development, workshops and trainings, journals, magazines, and videos.

c. P4MRI merupakan pusat pelatihan yang mengelola dan melaksanakan pelatihan
PMRI yang menarik baik dalam proses maupun isi pelatihan.
An LPC is a training center that offers attractive and well-organized training on
PMRI that focus on the process and content.

d. P4MRI merupakan pusat komunikasi dengan sekolah, LPTK setempat, P4MRI
lain dan IP-PMRI.
An LPC is a communication center that creates cooperation between partners
schools, teacher training colleges, other LPCs an national and international
centers.

e. P4MRI adalah organisasi yang memiliki legalitas berdasarkan SK Rektor,
mempunyai ruangan dan staf.
An LPC is an organization that is legalized by the rector of the university as a
semi-independent organization with office and staffs.


7. Prinsip-prinsip PMRI (PMRI Principles)

a. Penemuan terbimbing dan matematisasi berkelanjutan
Guided reinvention and progressive mathematization

b. Fenomenologi didaktik
Didactical phenomenology


8. Karakteristik PMRI (PMRI Characteristics)

a. Penggunaan konteks dalam eksplorasi fenomenologis
Use of contexts in phenomenologies exploration.

b. Pengunaan model untuk mengkonstruksi konsep (Matematisasi horizontal dan
vertikal)
Use of models for mathematical concept construction.

c. Pengunaan kreasi dan kontribusi siswa
Use of students’ creations and contributions.

d. Sifat aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran
Active and interactive in the learning process.

e. Kesalingterkaitan antara aspek-aspek atau unit-unit matematika (Intertwinement)
(de Lange, 1987)
Intertwining among mathematics aspects and units.
f. Ciri-ciri khas alam dan budaya Indonesia (Marpaung, 2004)
Typical characteristic of Indonesian nature and cultures.


III. Daftar Pustaka
1. de Lange, J. (1987). Mathematics, Insight and Meaning. Utrecht: OW & OC.
2. Gravemeijer, K.P.G. (1994). Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht:
Freudenthal Institute.
3. Marpaung, Y. (2004): “Reformasi Pendidikan Matematika di Sekolah Dasar”, pada Basis edisi
Juli 2004.
(Makalah pada WS PMRI di USD Selasa 20 Desember 2011)