Translate

Selasa, 13 Desember 2011

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

       Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontekstual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.
Berkaitan dengan CTL tersebut, dalam pengajaran  menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian dalam  materi aritmatika sosial dalam kegiatan ekonomi. Saya menghubungkan materi tersebut secara langsung  pada suasana di pasar  tradisional  seperti pada gambar berikut:
Gambar tersebut memperlihatkan suasana transaksi jual-beli yang terjadi di pasar tradisional. Tentu saja saya yakin diantara siswa, pasti pernah pergi ke tempat-tempat tersebut dan melihat secara langsung bagaimana transaksi jual-beli itu dilakukan. Dalam transaksi jual-beli, selalu ada 3 unsur utama yaitu penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan. Yang akan kita bahas di sini adalah mengenai barang yang diperjualbelikan. Permasalahannya adalah sebagai berikut. Lihat gambar diatas! Misalkan bapak berbaju putih itu sedang memilih buah tomat yang ingin dibelinya. Jika dia ingin membeli tomat sebanyak 4 kg maka dia harus membayar Rp. 20.000,-.  Berapakah harga 1 kg tomat? Lalu, jika sebuah tomat beratnya adalah ¼ kg, maka berapa harga tomat per buah?
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa dapat memahami tentang nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai sebagian. Pada dasarnya, tujuan saya mengambil konteks tersebut adalah karena pasar merupakan tempat yang pasti tidak asing bagi siswa SMP, sehingga mereka dapat dengan mudah mengkonstruksi sendiri pemahamannya mengenai konsep dari materi sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya di masyarakat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar