Translate

Rabu, 14 Desember 2011

Kajian Teori Kehilangan


Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yangsebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan(Lambert dan Lambert,1985,h.35). Kehilangan merupakan pengalaman yang dialami oleh setiap manusia dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir manusia sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. Terlepas dari penyebabnya, setiap manusia akan berespon terhadap situasi kehilangan tersebut, respon terakhir terhadap kehilangan sangat dipengaruh ioleh kehilangan sebelumnya. Elizabeth Kubler-rose,1969.h.51, membagi respon berduka dalam lima fase, yaitu : pengikaran, marah, tawar-menawar, depresi dan penerimaan.

Rentang Respon Kehilangan
Gambaran rentang respon individu terhadap kehilangan (Kublier-rose,1969).

·         Fase Pengingkaran
Reaksi pertama orang yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau mengingkari kenyataan bahwa hal tersebut memang benar terjadi, denganmengatakan “ Tidak, saya tidak percaya itu terjadi “ atau “ itu tidak mungkin terjadi“. Bagi seseorang atau keluarga yang didiagnosa dengan penyakit terminal, akan terus mencari informasi tambahan.
Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini adalah : letih, lemah, pucat, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berakhir dalam beberapa menit atau beberapa tahun.

·         Fase Marah
Fase ini dimulai dengan timbulnya suatu kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan orang yang kehilangan akan menunjukkan rasa marah yang meningkat yang sering diproyeksikan kepada orang lain atau pada dirinya sendiri. Tidak jarang iamenunjukkan perilaku agresif, berbicara kasar, menolak pengobatan, menuduh dokter-perawat yang tidak becus.
Respon fisik yang sering terjadi antara lain muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, dan tangan mengepal.

·         Fase Tawar-menawar
Setelah orang yang kehilangan telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif, maka ia akan maju ke fase tawar-menawar dengan memohon kemurahan pada Tuhan. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata “ kalau saja kejadian ini bisa ditunda, maka saya akan sering berdoa “. Apabila proses ini oleh keluarga maka pernyataan yang seringkeluar adalah “ kalau saja yang sakit, bukan anak saya”.

·         Fase Depresi
pada fase ini orang yang kehilangan sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang sebagai pasien sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga, ada keinginan bunuh diri, dsb.
Gejala fisik yang ditunjukkan antara lain : menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido manurun.

·         Fase Penerimaan
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran yang selalu berpusat kepada obyek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. dia telah menerima kehilangan yang dialaminya. Gambaran tentang obyek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap perhatiannya akan beralih kepada obyek yang baru. Fase ini biasanya dinyatakan dengan “ saya betul-betul kehilangan baju saya tapi baju yang ini tampak manis “ atau “apa yang dapat saya lakukan agar cepat sembuh”.
Apabila dia dapat memulai fase ini dan menerima dengan perasaan damai, maka dia akan mengakhiri proses berduka serta mengatasi perasaan kehilangannya dengan tuntas. Tetapi bila tidak dapat menerima fase ini maka ia akan mempengaruhi kemampuannya dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar