Korelasi spearman untuk
mengetahui hubungan antara dua variable (bebas dan terikat) berskala ordinal
(non-parametrik), misalnya skala Likert dengan pilihan 5 opsi (sangat setuju
diberi nilai 5, setuju diberi nilai 4, netral diberi nilai 3, tidak setuju
diberi nilai 2, sangat tidak setuju diberi nilai 1).
Misalnya:
Setiap sekolah pasti memiliki
kepala sekolah dan guru. Setiap kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan
sendiri-sendiri. Setiap guru juga berhak menilai dan bersikap atas gaya kepemimpinan
kepala sekolah. Penelitian untuk mengetahui hubungan antara sikap guru terhadap
kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi kinerja guru. Untuk itu disebarkan
angket model skala Likert kepada 25 guru. Masalah penelitian adalah apakah ada
hubungan antara sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan motivasi
kinerja. Jika ada berapa hubungan kedua variable tersebut dan berapa sumbangan
variable bebas kepada variable terikat.
5 = sangat setuju
4 = setuju
3 = netral
2 = tidak setuju
1 = sangat tidak setuju
Sementara minat mahasiswa
diklasifikasikan sbb.
5 = sangat termotivasi
4 = termotivasi
3 = netral
2 = tidak termotivasi
1 = sangat tidak termotivasi
Dari angket diperoleh data
sebagai berikut.
Responden
|
X
|
Y
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
|
3
4
3
5
2
3
4
1
4
5
4
3
3
4
3
1
2
3
4
5
4
5
2
2
3
|
4
3
4
5
3
3
5
3
4
5
4
3
3
4
5
1
2
3
5
4
4
5
3
2
4
|
Penyelesaian
Tahap I: Merumuskan masalah
Tahap I: Merumuskan masalah
1. Apakah ada hubungan antara sikap guru terhadap gaya
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kinerja?
2. Berapa besar hubungan antara sikap guru terhadap gaya
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kinerja?
Tahap II: Membaut desain
variabel
1. Masukkan data, klik dua kali pada value sampai muncul
kotak dialog.
2. Isikan angka 5 pada
value dan kata sangat setuju pada value label kemudian klik add;
3. Isikan angka 4
pada value dan kata setuju pada value label kemudian klik add;
4. dst. Juga pada data motivasi.
Tahap III: Memasukkan data ke SPSS
Masukkan data dari 1 s.d 25.
Tahap IV: Analisis data di
SPSS
1. Analyse
2. Coorelate
3. Bivariate
4. Pindahkan variable sikap dan motivasi ke kolom
variable.
5. Correlation coefficient: pilih spearman.
6. Test of significance: pilih two tailed.
7. Cek flag significant correlation
8. Option: Missing values, pilihan: ekclude case pairwise
tekan continue.
9. Klik OK: proses
Tahap V: Penafsiran
1. Korelasi berkisar 0 s.d 1
2. Besar kecilnya korelasi menentukan kuat lemahnya
hubungan kedua varaiabel. Patokan sbb.:
0 –
0,25 korelasi sangat lemah
>
0,25 – 0,5 korelasi cukup
>
0,5 – 0,75 korelasi kuat
>
0,75 – 1 korelasi sangat kuat
3. Korelasi dapat positif dan negative.
a. Korelasi positif menunjukkan arah yang sama pada
hubungan antarvaribel. Korelasi positif
berarti jika variable 1 besar maka variable 2 semakin besar pula.
b. Korelasi negative menunjukkan arah yang berlawanan.
Korelasi negative berarti jika variable 1 naik maka variable 2 justru turun,
atau sebaliknya.
4. Hubungan siginifikan sbb:
a. Jika probabilitas < 0,05 maka hubungan kedua
variable signifikan
b. Jika probabilitas > 0,05 maka hubungan kedua
variable tidak signifikan.
5. Menentukan hipotesis sbb:
a. H0 : tidak ada hubungan yang signifikan antara X dan Y
b. H1 : ada hubungan signifikan antara X dan Y
c. Jika probabilitas < 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima
Jika
probabilitas > 0.05, H0 diterima dan H1 ditolak.
Tahap VI: Menghitung sumbangan
atau peranan
Hitunglah peranan sikap guru
terhadap motivasi kinerja guru dengan rumus koefisien dterminasi (KD).
KD = r2 x 100%
Tahap VII: Membuat simpulan
1. Berdasarkan perhitungan statistic diperoleh angka
korelasi …… pada ts ………. Artinya……. Dengan demikian Ho……………, Hi ………………
Artinya……
2. Sumbangan atau peranan sikap guru tentang gaya
kepemimpinan kepala sekolah terhadap
motivasi kinerja ……….. %. Artinya kinerja guru ditentukan …….. % oleh variable
sikap kepada gaya kepemimpinan kepala sekolah, sedangkan sisanya ………..
ditentukan oleh variable lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar